Bab 7
Sikap , motivasi dan konsep diri
1. Komponen sikap
Sikap
merupakan hubungan dari berbagai komponen yang terdiri atas :
a. Komponen kognitif : yaitu komponen yang
tersusun atas dasar pengetahuan dan informasi yang dimilki seseorang tentang
objek sikapnya atau komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan,
keyakinan atau bagaimana mempersepsi objek
b. Komponen afektif : komponen yang bersifat
evaluatif yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang
c. Komponen konatif : kesiapan seseorang
untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan objek sikapnya atau komponen yang
berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek
2. Sifat-sifat/ciri-ciri sikap
Sikap memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Sikap tidak dibawa sejak lahir
Berarti
manusia dilahirkan tidak membawa sikap tertentu pada suatu objek. Oleh
karenanya maka sikap terbentuk selama perkembangan individu yang bersangkutan.
Karena terbentuk selama perkembangan maka sikap dapat berubah, dapat dibentuk
dan dipelajari. Namun kecenderungannya sikap bersifat tetap.
b. Sikap selalu berhubungan dengan objek
Sikap
terbentuk karena hubungan dengan objek-objek tertentu, melalui persepsi
terhadap objek tersebut.
c. Sikap dapat tertuju pada satu objek dan
sekumpulan objek
Bila
seseorang memiliki sikap negatif pada satu orang maaka ia akan menunjukkan
sikap yang negatif pada kelompok orang tersebut.
d. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar
Jika
sikap sudah menjadi nilai dalam kehidupan seseorang maka akan berlangsung lama
bertahan, tetapi jika sikap belum mendalam dalam diri seseorang maka sikap
relaatif dapat berubah.
e. Sikap mengandung perasaan atau motivasi
Sikap
terhaadap sesuaatu akan diikuti oleh perasaan tertentu baik positif maupun
negatif. Sikap juga mengandung motivasi atau daya dorong untuk berperilaku.
3.Penggunaan multiatribute attitude model untuk
memahami sikap konsumen
a. The attribute-toward-object model:
Digunakan
khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk
spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap
sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan
sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.
b. The attitude-toward-behavior model
Lebih
digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap
terhadap objek.
Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa
tingkah laku konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
c. Theory of-reasoned-action model
Menurut
teori ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan
pembelian atau penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan
pembelian dan mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat
kepuasan.
4. Pentingnya feeling dalam memahami sikap konsumen
Seseorang tidak
dilahirkan dengan sikap dan pandangannya, melainkan sikap tersebut terbentuk
sepanjang perkembangannya. Dimana dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi
membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang
dihadapinya (Azwar, 1995).Loudon dan Bitta (1984) menulis bahwa sumber
pembentuk sikap ada empat, yakni pengalaman pribadi, interaksi dengan orang
lain atau kelompok , pengaruh media massa dan pengaruh dari figur yang dianggap
penting. Swastha dan Handoko (1982) menambahkan bahwa tradisi, kebiasaan,
kebudayaan dan tingkat pendidikan ikut mempengaruhi pembentukan sikap. Dari
beberapa pendapat di atas, Azwar (1995) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang
lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan
lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu.
a.Pengalaman pribadi
Middlebrook (dalam Azwar, 1995
b.Pengaruh orang lain yang dianggap penting
c.Pengaruh kebudayaan
Burrhus Frederic Skin,
d.Media massa
e. Lembaga pendidikan dan lembaga
f.Faktor emosional
5.Penggunaan sikap & maksud untuk memperkirakan
perilaku konsumen
Werner dan Pefleur (Azwar, 1995) mengemukakan 3
postulat guna mengidentifikasikan tiga pandangan mengenai hubungan sikap dan
perilaku, yaitu postulat of consistency, postulat of independent variation, dan
postulate of contigent consistency. Berikut ini
penjelasan tentang ketiga postulat tersebut :
a.Postulat Konsistensi
Postulat
konsistensi mengatakan bahwa sikap verbal memberi petunjuk yang cukup akurat
untuk memprediksikan apa yang akan dilakukan seseorang bila dihadapkan pada
suatu objek sikap. Jadi postulat ini mengasumikan adanya hubungan langsung
antara sikap danperilaku.
b.PostulatVariasiIndependen
Postulat ini mengatakan bahwa
mengetahui sikap tidak berarti dapat memprediksi perilaku karena sikap dan
perilaku merupakan dua dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri,
terpisah dan berbeda. c.PostulatKonsistensiKontigensi
Postulat konsistensi
kontigensi menyatakan bahwa hubungan sikap dan perilaku sangat ditentukan oleh
faktor-faktor situasional tertentu. Norma-norma, peranan, keanggotaan kelompok
dan lain sebagainya, merupakan kondisi ketergantungan yang dapat mengubah
hubungan sikap dan perilaku. Oleh karena itu, sejauh mana prediksi perilaku
dapat disandarkan pada sikap akan berbeda dari waktu ke waktu dan dari satu
situasikesituasilainnya. Postulat yang terakhir ini lebih masuk
akal dalam menjelaskan hubungan sikap dan perilaku.
6.Dinamika proses motivasi
Proses motivasi :
1. tujuan. Perusahaan harus bias menentukan
terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru
kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
2. mengetahui kepentingan. Perusahaan harus bisa
mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan
semata
3. komunikasi efektif. Melakukan komunikasi dengan
baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka
lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4. integrasi tujuan. Proses motivasi perlu untuk
menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan
adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu konasumen
adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di atas harus
disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5. fasilitas. Perusahaan memberikan fasilitas agar
konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Tujuan motivasi konsumen :
1. meningkatkan kepuasan
2. mempertahankan loyalitas
3. efisiensi
4. efektivitas
5. menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara
produsen atau penjual dengan pembeli atau konsumen.
7.KEGUNAAN DAN STABILITAS POLA MOTIVASI
Pola
motivasi didefinisikan sebagai sikap yang mempengaruhi cara-cara orang
memandang pekerjaan dan menjalani kehidupan mereka (Keith dan Newstrom, 1990 :
6).
Menurut Keith dan Newstrom (Keith dan Newstrom, 1990 :
6) empat macam pola motivasi yang sangat penting :
1. Motivasi Prestasi (Achievement Motivation)
Adalah mendorong dalam diri orang-orang untuk
mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan.
2. Motivasi Afiliasi (Affiliation Motivation)
Adalah dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang
atas dasar sosial.
3. Motivasi Kompetensi (Competence Motivation)
Adalah dorongan untuk mencapai keunggulan kerja,
meningkatkan ketrampilan, mencemgah maslah dan berusaha keras untuk inovatif
4. Motivasi Kekuasaan (Power Motivation)
Adalah dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan
mengubah situasi. Pengetahuan tentang pola motivasi membantu para manajer
memahami sikap kerja masing-masing karyawan, mereka dapat mengelola perushaan
secara berkala sesuaid engan pola motivasi yang paling menonjol.
8. Memahami kebutuhan konsumen
Kebutuhan
konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. fisiologis. Dasar-dasar kelangsungan hidup,
termasuk rasa lapar, haus dan kebutuhan hidup lainnya.
2. keamanan. Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik
dan keamanan
3. afiliasi dan pemilikan. Kebutuhan untuk diterima
oleh orang lain, menjadi orang penting bagi mereka.
4. prestasi. Keinginan dasar akan keberhasilan dalam
memenuhi tujuan pribadi
5. kekuasaaan. Keinginan untuk emndapat kendali atas
nasib sendiri dan juga nasib orang lain
6. ekspresi diri. Kebutuhan mengembangkan kebebasan
dalam ekspresi diri dipandang penting oleh orang lain.
7. urutan dan pengertian. Keinginan untuk mencapai
aktualisasi diri melalui pengetahuan, pengertian, sistematisasi dan pembangunan
system lain.
8. pencarian variasi. Pemeliharaan tingkat kegairahan
fisiologis dan stimulasi yang dipilih kerap diekspresikan sebagai pencarian
variasi
9. atribusi sebab-akibat. Estimasi atau atribusi sebab-akibat
dari kejadian dan tindakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar