Bab 14
Pengaruh situasi
1.Tipe-tipe atau jenis-jenis
situasi konsumen
Suatu jenis situasi konsumen
yang sangat penting yaitu situasi konsumen pemakaian. Situasi sebenarnya dapat
dipisahkan ke dalam tiga jenis utama,yaitu :
A.Situasi
komunikasi dapat didefinisikan sebagai latar di mana konsumen dihadapkan
kepada komunikasi pribadi atau nonpribadi. Komunikasi pribadi akan
mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang lain,
seperti wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi nonpribadi akan melibatkan
spektrum luas stimulus, seperti iklan dan program serta publikasi yang
berorientasi konsumen (misalnya, Laporan Keuangan).
B.Situasi
pembelian mengacu pada latar di mana konsumen memperoleh produk dan jasa.
Pengaruh situasi sangat lazim selama pembelian. Sebagai contoh yang sederhana,
pertimbangan perubahan hebat dalam kepekaan konsumen akan harga di dalam
situasi pembelian. Penjualan makanan akan merasa sangat sulit untuk membebankan
harga yang harus dibayar konsumen untuk soda dan jajanan di bioskop atau
stadion baseball/stadion bola.
Pengaruh situasi dapat
mewujudkan diri dalam bermacam cara selama pembelian, beberapa bentuk utama
dideskripsikan berikut ini :
-Lingkungan Informasi
Sebagian dari karakteristik lingkungan yang
utama mencakupi :
1.Ketersediaan
Informasi
2.Beban Informasi
3.Format Informasi
4.Bentuk Informasi
-Lingkungan Eceran
Sifat fisik dari lingkungan
eceran, kerap diacu sebagai store atmospheries, sangat menarik bagi para
pemasar karena dua alasan mendasar. Pertama, berbeda dengan banyak pengaruh
situasi yang berada di luar kendali pemasar, mereka mempunyai kemampuan untuk
menciptakan lingkungan eceran. Kedua, pengaruh ini dibidikkan kepada konsumen
dapat di tempat yang benar di dalam toko.
Lingkungan
eceran terdiri dari beberapa macam elemen diantaranya :
1. Musik
2.Tata Ruang dan Lokasi di
Dalam Toko
3.Warna
4.Bahan POP
(Point-Of-Purchase)
5.Wiraniaga
6.Kesesakan
7.Pengaruh Waktu
-Situasi pemakai (Usage
Situaition), yang mengacu pada latar di mana konsumsi terjadi. Dalam banyak
kejadian, situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama (misalnya, konsumen
yang memakan hidangan mereka di restoran fast-food). Tetapi, konsumen produk
kerap di dalam latar yang sangat jauh, baik secara fisik maupun temporal, dari
latar di mana produk diperoleh.
2.Interaksi individu dengan
situasi
Secara implisit mengasumsikan
bahwa semua konsumen berespons dengan cara yang sama terhadap situasi tertentu.
Namun, kenyataannya tidak harus demikian. Walaupun sebagaian konsumen mungkin
sangat dipengaruhi oleh variasi situasi, yang lain mungkin sering terbukti agar
tidak peka.
Ide bahwa konsumen
tidak homogeny dalam respons mereka trehadap faktor situasi memiliki implikasi
penting untuk pemangsaan pasar. Karena kosumen yang berbeda mungkin mencari
manfaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi situasi pemakaian
yang berbeda, diskon berargumen bahwa pemasar mungkin kerap perlu
menggunakan pemangsaan orang-situasi. Ini adalah manfaat yang seharusnya
disampaikan oleh produk dalam membujuk pangsa pasar orang-situasi yang
spesifik. Selain itu, beberapa pangsa orang-situasi mencari manfaat yang unik
(misalnya, lation musim dingin dengan wangi-wangian untuk pemain ski wanita).
Pabrik suntan yang tertarik untuk menargetkan wanita dewasa berkulit hitam yang
menggunakan produk tersebut sewaktu bermain ski, misalnya, harus menyertakan
bahan yang akan memberikan perlindungan khusus sinar matahari dan cuaca,
formula antibeku, dan wangi-wangian parfum musim dingin yang menarik bagi
wanita.
3.Pengaruh situasi tak
terduga
Pemasar kadang bertanya
kepada konsumen target mengenai maksud pembelian mereka untuk ,meramalkan
permintaan produk pada masa dating. Walaupun maksud pembelian dapat, dalam
kondisi yang tepat, besifat prediktif mengenai perilaku masa datang, satu
ancaman besar terhadap daya prediktif mereka adalah gangguan yang disebabkan
oleh pengaruh situasi yang tak terduga. Sebagai contoh, seorang konsumen
mungkin sepenuhnya mengantisipasikan pembelian merek kripik kentang tertentu
selama kunjungan yang berikutnya ke toko makanan. Namun, maksud pembelian ini
mungkin tidak terpenuhi bila produk tersebut habis atau bila ada ada merek lain
dengan kualitas sama dijual di sana. Sebaliknya, seorang konsumen mungkin tidak
berminat untuk membeli suatu produk sewaktu disurvai pada waktu tertentu.
Namun, pembelian berikutnya mungkin terjadi karena semacam kejadian yang tidak
diantisipasikan (misalnya, orang yang bukan peminum kopi membeli kopi untuk
orangtuanya yang suka minum kopi).
Dari prespektif pemasaran,
pokok penting di sini secara sederhana adalah bahwa orang harus mengenali
potensi pengaruh situasi yang tak terduga dapat merusak keakuratan ramalan yang
didasarkan pada maksud pembelian. Walaupun lerap diharapkan bahwa efek seperti
ini akan cenderung diseimbangkan (yaitu, jumlah pelanggan yang hilang karena
pengaruh situasi yang tak terduga akan diimbangi oleh jumlah yang didapat
karena alasan yang sama), kenyataannya mungkin tidak demikian.
sumber:http://ayankvoice.wordpress.com/2013/01/10/pengaruh-situasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar