2.
KARANGAN NON ILMIAH
A.
Pengertian Karangan Non Ilmiah
Pengertian
karangan non ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang
dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya
fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang
sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi
dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang
signifikan.
Perbedaan-perbedaan
yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus
merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual
objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.
Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi. Kedua, karya
ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur
dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan
strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa
ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan
karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa
dalam melakukan pengklasifikasian.
Karangan
nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk
semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara
karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193)
menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah,
ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi
karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di
bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis
tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih
mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus.
Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati
kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis,
sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi
bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan
semiilmiah.
Berdasarkan
karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan
di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi,
tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang
tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber,
novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya
nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak
didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan
umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya
nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya
nonilmiah bersifat:
(1) emotif: kemewahan dan cinta lebih
menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi,
(2) persuasif: penilaian fakta tanpa
bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir
pembaca dan cukup informative,
(3) deskriptif: pendapat pribadi,
sebagian imajinatif dan subjektif, dan
(4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan
bukti.
B.
Macam-Macam Karya Non Ilmiah
1.
Cerpen : Suatu bentuk prosa naratif
fiktif. Sebuah karangan yang menceritakan tentang suatu alur cerita yang
memiliki tokoh cerita dan situasi cerita terbatas.
2.
Dongeng : Suatu kisah yang diangkat dari
pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan
pesan moral yang mengandung makna hidup.
3.
Novel : Bentuk sastra yang paling
popular di dunia. Yang merupakan karya sastra yang mempunyai unsure intrinsik
dan ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan.
4.
Drama : Suatu aksi atau perbuatan.
Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh
actor.
C.
CONTOH KARANGAN NON ILMIAH
BATU GOLOG
Pada
jaman dahulu di daerah Padamara dekat Sungai Sawing di Nusa Tenggara Barat
hiduplah sebuah keluarga miskin. Sang istri bernama Inaq Lembain dan sang suami
bernama Amaq Lembain. Mata pencaharian mereka adalah buruh tani. Setiap hari
mereka berjalan kedesa desa menawarkan tenaganya untuk menumbuk padi. Kalau
Inaq Lembain menumbuk padi maka kedua anaknya menyertai pula. Pada suatu hari,
ia sedang asyik menumbuk padi. Kedua anaknya ditaruhnya diatas sebuah batu
ceper didekat tempat ia bekerja.
Anehnya,
ketika Inaq mulai menumbuk, batu tempat mereka duduk makin lama makin menaik.
Merasa seperti diangkat, maka anaknya yang sulung mulai memanggil ibunya: “Ibu
batu ini makin tinggi.” Namun sayangnya Inaq Lembain sedang sibuk bekerja.
Dijawabnya, “Anakku tunggulah sebentar, Ibu baru saja menumbuk.”
Begitulah
yang terjadi secara berulang-ulang. Batu ceper itu makin lama makin meninggi
hingga melebihi pohon kelapa. Kedua anak itu kemudian berteriak sejadi-jadinya.
Namun, Inaq Lembain tetap sibuk menumbuk dan menampi beras. Suara anak-anak itu
makin lama makin sayup. Akhirnya suara itu sudah tidak terdengar lagi.
Batu Goloq itu makin lama makin tinggi.
Hingga membawa kedua anak itu mencapai awan. Mereka menangis sejadi-jadinya.
Baru saat itu Inaq Lembain tersadar, bahwa kedua anaknya sudah tidak ada. Mereka
dibawa naik oleh Batu Goloq. Inaq Lembain menangis tersedu-sedu. Ia kemudian
berdoa agar dapat mengambil anaknya. Syahdan doa itu terjawab. Ia diberi
kekuatan gaib. dengan sabuknya ia akan dapat memenggal Batu Goloq itu. Ajaib,
dengan menebaskan sabuknya batu itu terpenggal menjadi tiga bagian. Bagian
pertama jatuh di suatu tempat yang kemudian diberi nama Desa Gembong olrh
karena menyebabkan tanah di sana bergetar. Bagian ke dua jatuh di tempat yang
diberi nama Dasan Batu oleh karena ada orang yang menyaksikan jatuhnya
penggalan batu ini. Dan potongan terakhir jatuh di suatu tempat yang
menimbulkan suara gemuruh. Sehingga tempat itu diberi nama Montong Teker.
Sedangkan
kedua anak itu tidak jatuh ke bumi. Mereka telah berubah menjadi dua ekor
burung. Anak sulung berubah menjadi burung Kekuwo dan adiknya berubah menjadi
burung Kelik. Oleh karena keduanya berasal dari manusia maka kedua burung itu
tidak mampu mengerami telurnya.
Secara
garis besar Karangan non ilmiah: karangan yang tidak terikat pada karangan baku
Misal: anekdot, opini, dongeng, hikayat,
cerpen, novel, roman, dan naskah drama.
D.
Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah
1.
Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
2.
Fakta yang disimpulkan subyektif.
3.
Gaya bahasa konotatif dan populer.
4.
Tidak memuat hipotesis.
5.
Penyajian dibarengi dengan sejarah.
6.
Bersifat imajinatif.
7.
Situasi didramatisir.
8.
Bersifat persuasif.
9.
Tanpa dukungan bukti.
Jenis-jenis
yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.
Perbedaan
Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah:
Istilah
karya ilmiah dan non ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui
orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga
sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari
bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah
baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya,
kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan
yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
Pertama, karya ilmiah harus merupakan
pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah
adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus
dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.
Kedua,
karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur
dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan
strategi.
Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah
menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan
menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang
dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Berdasarkan
karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan
di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi,
tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang
tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber,
novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya
nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak
didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan
umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya
nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya
nonilmiah bersifat
(1) emotif: kemewahan dan cinta lebih
menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi,
(2) persuasif: penilaian fakta tanpa
bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir
pembaca dan cukup informative,
(3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian
imajinatif dan subjektif, dan
(4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan
bukti.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar