1.
KARANGAN ILMIAH
A. Pengertian Karya Ilmiah
“Karangan
ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan
yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/
keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
~Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
- Memberi penjelasan
- Memberi komentar atau penilaian
- Memberi saran
- Menyampaikan sanggahan
- Membuktikan hipotesa
Karya ilmiah adalah suatu karya dalam
bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah.
Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode
ilmiah. Jonnes (1960) memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan
sifat fakta yang disajikan dan metode penulisannya.
Bila fakta yang disajikan berupa
fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis
secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis
tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang
disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar
tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya
tulis non ilmiah.
Bentuk Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah dikenal antara
lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan
buku ilmiah.
1.
Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah
pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal
ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu
pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya
pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
2.
Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya
ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian,
observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.
Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya
disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang
S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3.
Buku Ilmiah
Buku
ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh
sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah
dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
B. Macam-Macam Karya Ilmiah
Ada
berbagai macam karya ilmiah yang oleh Jacob (bahan kuliah Ilmu Menulis,
Strata-2, Ilmu Kedokteran Dasar, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada,
1991, tidak dipublikasikan) dikategorikan menjadi 11 macam:
1. Laporan penelitian
2. Skripsi
3. Tesis
4. Disertasi
5. Surat pembaca
6. Laporan kasus
7. Laporan tinjauan
8. Resensi
9. Monograf
10. Referat
11. Kabilitasi
Berikut ini
jabaran dari masing-masing kategori karya ilmiah:
1. Laporan penelitian adalah laporan
yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai
oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh
Departemen Kebudayaan, dsb.
2. Skripsi adalah tulisan ilmiah untuk
mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si). Skripsi ditulis
berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan
fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi
lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi
menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material
berupa penemuan baru.
3. Tesis adalah tulisan ilmiah untuk
mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master. jenis karya tulis
dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan,
analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan
rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan
pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan
dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu
proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
4. Disertasi adalah tulisan ilmiah
untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor. Disertasi
merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang
berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.
5. Surat pembaca adalah surat yang
berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
6. Laporan kasus adalah tulisan
mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.
7. Laporan tinjauan adalah tulisan yang
berisi tinjauan karya ilmiah dalam kurun waktu tertentu. Misalnya
Biologi-calAnthropohgy in the Americas: ¡900-2000.
8. Resensi adalah tanggapan terhadap
suatu karangan atau buku yang memaparkan manfaat karangan atau buku tersebut
bagi pembaca.
9. Monograf adalah karya asli
menyeluruh dari suatu masalah. Monograf ini dapat berupa tesis ataupun
disertasi.
10. Referat adalah tinjauan mengenai
karangan sendiri dan karangan orang lain.
11. Kabilitasi adalah karangan-karangan
penting yang dikerjakan sarjana Departemen Pendidikan Nasional untuk bahan
kuliah.
Selain
kesebelas macam karya ilmiah tersebut di atas, belakangan ini banyak
diterbitkan buku ajar yang bermanfaat sebagai penuntun perkuliahan dan
diterbitkan oleh perguruan tinggi. Pada prinsipnya, buku ajar sama dengan
kabilitasi. Selain itu, jenis tulisan ilmiah yang lain adalah proposal
penelitian, dan modul. Proposal penelitian biasanya dibuat untuk aplikasi atau
permohonan bantuan dana penelitian dan untuk rancangan skripsi, tesis, dan
disertasi. Modul digunakan sebagai panduan perkuliahan dan biasanya hanya
digunakan secara internal, tidak harus diterbitkan oleh penerbit.
Sikap Ilmiah
Dalam
penulisan karya ilmiah, terdapat 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus
ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :
1)
Sikap ingin tahu
Sikap
ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan bidang kajiannya.
2)
Sikap kritis
Sikap
kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan
dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya,
kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3)
Sikap obyektif
Sikap
objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti
perasaan pribadi.
4)
Sikap ingin menemukan
Selalu
memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan
eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan
konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5)
Sikap menghargai karya orang lain
Sikap
menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber
secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal
dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6)
Sikap tekun
Tidak
bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya
meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum
selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan
teliti.
7)
Sikap terbuka
Sikap
terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi,
kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat,
argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena
tidak sepaham atau tidak sesuai.
C. Ciri-Ciri Karya Ilmiah
1. Struktur Sajian
Struktur
sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan
pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau
subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta
rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
Komponen
karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah
mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap
penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan
gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa
menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan Bahasa
Bahasa
yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari
pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang
baku.
Selain ciri-ciri diatas karangan ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:
1. Kejelasan. Artinya semua yang
dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
2. Kelogisan. Artinya keterangan yang
dikemukakan masuk akal.
3. Kelugasan. Artinya pembicaraan
langsung pada hal yang pokok.
4. Keobjektifan. Artinya semua
keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
5. Keseksamaan. Artinya berusaha untuk
menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
6. Kesistematisan. Artinya semua yang
dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
7. Ketuntasan. Artinya segi masalah
dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.
D. contoh karya tulis ilmiah tentang
bahaya merokok
Rokok
menurut dokter sangat berbahaya bagi kesehatan. Banyak kandungan zat berbahaya
didalam rokok. Hal itu sangat menggangu kesehatan. Post kali ini saya ingin
membantu teman yang kesulitan mencari contoh karya ilmiah tentang bahaya
merokok.
Berikut Ini Contoh Karya Tulis Ilmiah
Tentang Bahaya Merokok
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG
Sangat ironis memang bahwa manusia
sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar
oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan
sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-paru mereka.
Kebiasaan merokok telah menjadi
budaya diberbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok diseluruh dunia
ini, 47 persen adalah populasi pria sedangkan 12 persen adalah populasi wanita
dengan berbagai kategori umur. Latar belakang merokok beraneka ragam, di
kalangan remaja dan dewasa pria adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan,
malahan ada salah satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas
kebiasaan merokok yaitu `ada ayam jago diatas genteng, ngga merokok ngga
ganteng`. Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena ketagihan adalah
faktor penyebab keinginan untuk merokok.
Berbagai alasan dan faktor penyebab
untuk merokok diatas biasanya kalah seandainya beradu argumen dengan pakar yang
ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik
bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Harus diakui banyak perokok
yang mengatakan bahwa merokok itu tidak enak tetapi dari sekian banyak pamflet,
selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya diberi peringatan
akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa mengubris secara massal
berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok
1.2.RUMUSAN
MASALAH
Dari
latar belakang yang telah kami uraikan maka masalah yang akan kami bahas:
1.
Apa dampak dari merokok?
2.
Zat apa yang terkandung di dalam dan yang paling berbahaya?
3.
Upaya apa yang dilakukan bagi perokok di sekolah?
4.
Apa aktor penyebab perilaku merokok pada remaja?
1.3.TUJUAN
PENELITIAN
-Untuk
mengetahui Bahaya merokok.
-Untuk
mengetahui faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada remaja.
-Untuk
mengetahui apa itu rokok.
1.4.METODE
PENELITIAN
Metode
yang kami gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian
pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet da buku – buku panduan
1.5.SISTEMATIKA
PENULISAN
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang Masalah
1.2.Perumusan
Masalah
1.3.Tujuan
Penelitian
1.4.Metode
Penelitian
1.5.Sistematika
penulisan
BAB
II
KERANGKA
TEORI
2.1.Pengertian
Rokok
2.2.Dampak
dari merokok
2.3.Faktor
penyebab merokok pada remaja
2.4.Upaya
mengatasi rokok
BAB
III
ZAT
YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1.Rokok
dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
3.2.Reaksi
pembakaran rokok
3.3.Rokok
dan proses penguapan uap air dan nikotin
3.4.Tar
dan Asap Rokok
3.5.Gas
CO (Karbon Mono Oksida)
3.6.Nikotin
dan kerja nikotin
BAB
IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
4.2.Saran
BAB
II
KERANGKA
TEORI
2.1.
Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas
berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan
diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Ada dua jenis rokok, rokok yang
berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa
serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.
Rokok
biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat
dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,
bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang
memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari
merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada
kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia
di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di
Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16,
Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah
Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke
Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa.
Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa
orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol
masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Rokok
adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan.
Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang
sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan
perokok.
2.2.
Dampak dari merokok
Sebagaimana kita ketahui di dalam asap
sebatang rokok yang dihisap oleh perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia
beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen)
dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida,
amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin,
4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di
dalam rokok.
Jumlah
kematian dan klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO),
setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560 orang diseluruh dunia. Kalau
dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia yang disebabkan oleh
tembakau rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang
sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu
juga asap dari rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang
halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau
bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini
berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang
bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata
dalam tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif.
Selain mengklaim mendapatkan
kenikmatan dari output rokok, perokok juga mengklaim bahwa rokok dapat
meningkatan ketekunan bekerja, meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi
klaim ini sulit untuk dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang terlibat
dalam output merokok. Para ahli malah memperkirakan bahwa rokok tidak ada
hubunganya dengan klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya, menurunnya
produktiviats seseorang karena merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan
merokok. Selain itu berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat
menurunkan IQ. (dari berbagai sumber)
Bahaya
bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan gangguan
pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara
yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.
Sebenarnya yang paling berbahaya
diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok pasif lah yang berbahaya
sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak. Rokok juga selain
berbahaya juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan kepada pemakainya.
Merokok bagi orang dewasa bisa
berbahaya apalagi bagi anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Oleh
Karena itu, merokok dilarang di sekolah maupun di luar sekolah.
Akibat
negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang baru mulai
menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar
kurang sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping
asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau
tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas.
CO,
Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
1.
Gelisah,
tangan gemetar (tremor)
2.
Cita
rasa / selera makan berkurang
3.
Ibu-ibu
hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya.
2.3.
Faktor penyebab merokok pada remaja
Ada
beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:
1.
Faktor orangtua dan keluarga
Salah satu temuan tentang remaja
perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak
bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan
memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding
anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer
& Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
Selain itu, anak-anak yang mempunyai
orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh dan mencontoh orang tuanya.
2.
Temanku merokok
Banyak fakta membuktikan bahwa
remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya.
Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau
lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri,
1991).
3.
Pribadiku
Ada yang mencoba merokok hanya
karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin mengobati rasa sakit fisik
maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga
menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial
lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang
rendah (Atkinson, 1999).
4.
Iklan rokok ternyata…
Iklan-iklan di berbagai media yang
memberikan gambaran bahwa perokok adalah lambang keglamouran, cowok banget,
memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu.
Nah,
jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang saja. Ada
berbagai upaya pencegahan jika kamu ingin berubah.
2.4.
Upaya mengatasi rokok
Merokok di sekolah yang dilakukan
siswa kini semakin banyak, itu dikarenakan siswa yang satu mengajak siswa yang
lainnya atau dikarenakan oleh faktor pergaulan. Oleh karena itu para guru lebih
ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan mengelilingi tempat-tempat yang
sering dijadikan tempat merokok.
Selain itu juga melakukan peringatan
yang lebih tegas lagi agar para pelanggar khususnya perokok jera dan tidak
melakukan hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Jika
karena kecanduan, maka tips yang harus dilakukan adalah:
1.
Pikirkanlah
hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi pada tubuh ketika masa krisis
karena berhenti merokok (biasanya 1,5 sampai 2 minggu)
2.
Minumlah
banyak air putih, makan banyak sayur dan buah-buahan setiap kali timbul
keinginan untuk merokok
3.
Berbicara
atau berkomunikasilah dengan orang lain dan tetaplah menyibukkan diri
4.
Berolahraga
yang menyennagkan dan disukai secara teratur dan terukur
5.
Pijatlah
daerah punggung dan leher, lalu tariklah napas dalam-dalam.
Jika karena ketergantungan, maka
putuskan semua hubungan antara rokok dan kebiasaan-kebiasaan yang sering
dilakukan dengan tips berikut ini:
1.
Jika
ingin merasakan rokok di tangan, bermainlah dengan barang-barang lain seperti
pensil, pena, atau membaca buku
2.
Jika
ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan rokok dari jangkauan dan buanglah
korek api
3.
Jika
biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari duduk setelah makan, gosok
gihi dan pergilah berjalan atau lakukan kegiatan yang membuat lupa pada rokok
4.
Jika
merokok disertai dengan minum kopi, maka ganilah kopi dengan jus buah dll
5.
Jika
merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk mengingat bahaya merokok
dapat mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru, kanker, stroke, keguguran,
dll.
Berikut
ini beberapa tips yang perlu diperhatikan:
1.
Tanyalah
pada diri sendiri, apakah ada teman, saudara, atau tetangga yang menderita salah
satu penyakit di atas. Bayangkan jika penyakit tersebut menyerang diri kita
sendiri.
2.
Jika
keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah olahraga ringan seperti
berjalan-jalan atau lakukan kegiatan yang menjadi kegemaran atau hobi Anda.
3.
Jika
berpikir bahwa merokok dapat membuat kita menjadi tenang atau nyaman, maka
katakanlah dan akuilah secara jujur bahwa rokok tidak mungkin bisa mengatasi
masalah yang ada.
4.
Untuk
mengatasi masalah ini, perlu melibatkan keluarga, teman, dan saudara untuk
membantu mengalihkan perhatian dari rokok.
5.
Jika
ingin berhenti merokok harus menetapkan tindakan yang akan dipilih atau
perilaku apa yang paling mudah diubah berkaitan dengan situasi merokok.
6.
Buatlah
pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah pernyataan tentang niat
berhenti merokok di depan teman atau saudara atau anggota keluarga yang akan
menjadi pengingat agar keinginan berhenti merokok tercapai.
BAB
III
ZAT
YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1.
Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
Proses pembakaran rokok tidaklah
berbeda dengan proses pembakaran bahan-bahan padat lainnya. Rokok yang terbuat
dari daun tembakau kering, kertas dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur
Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan Sulfur (S) serta
unsur-unsur lain yang berjumlah kecil. Rokok secara keseluruhan dapat
diformulasikan secara kimia yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi).
Dua
reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok
Pertama adalah reaksi rokok dengan
oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2, H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi
ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas
800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang kontak
dengan udara.
CvHwOtNySzSi
+ O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))
3.2.
Reaksi pembakaran rokok
Reaksi yang kedua adalah reaksi
pemecahan struktur kimia rokok menjadi senyawa kimia lainnya. Reaksi ini
terjadi akibat pemanasan dan ketiadaan oksigen. Reaksi ini lebih dikenal dengan
pirolisa. Pirolisa berlangsung pada temperatur yang lebih rendah dari 800oC.
Sehingga rentang terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok berada pada area
temperatur 400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan ribuan senyawa
kimia yang strukturnya komplek.
CvHwOtNySzSi
-> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-800oC))
reaksi
pirolisa
Walaupun reaksi pirolisa tidak
dominan dalam proses merokok, tetapi banyak senyawa yang dihasilkan tergolong
pada senyawa kimia yang beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah.
Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi.
Tidak perlu disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok.
Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati temperatur
yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak terjadi dalam proses merokok
karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800oC langsung
mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.
3.3.
Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin
Selain reaksi kimia, juga terjadi
proses penguapan uap air dan nikotin yang berlangsung pada temperatur antara
100-400oC. Nikotin yang menguap pada daerah temperatur di atas tidak dapat
kesempatan untuk melalui temperatur tinggi dan tidak melalui proses pembakaran.
Terkondensasinya uap nikotin dalam
gas tergantung pada temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri
saluran yang dilewati gas. Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah
mengkondensasi, jadi sebenarnya sebelum gas memasuki mulut, kondensasi nikotin
telah terjadi. Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin dalam gas
terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga nantinya gas yang masuk dalam
paru-paru masih mengandung nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin akan
mengalami keseimbangan baru, dan akan terjadi kondensasi lagi.
Jadi, ditinjau secara proses
pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya dengan proses pembakaran kayu di
dapur, proses pembakaran minyak tanah di kompor, proses pembakakaran batubara
di industri semen, proses pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan
segala proses pembakaran yang melibatkan bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis
memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses
pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain
pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke
paru- paru mereka.
3.4.
Tar dan Asap Rokok
Zat berbahaya ini berupa kotoran
pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru – paru dan sistem pernafasan,
sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa
kasus menyebabkan kanker paru – paru ( penyakit maut yang hampir tak dikenal
oleh mereka yang bukan perokok ).Racun kimia dalam TAR juga dapat meresap ke dalam
aliran darah dan kemudian dikeluarkan di urine.TAR yang tersisa di kantung
kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker kantung kemih. Selain itu Tar
dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel – sel darah merah
untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya
terhadap sistem peredaran darah.
Tar dan asap rokok merangsang jalan
napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran itu yang menyebabkan :
1.
Batuk-batuk
atau sesak napas
2.
Tar
yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan kanker jalan napas,
3.
lidah
atau bibir.
3.5.
Gas CO (Karbon Mono Oksida)
Gas CO juga berpengaruh negatif
terhadap jalan napas dari pembuluh darah. Karbon mono oksida lebih mudah
terikat pada hemoglobin daripada oksigen. Oleh sebab itu, darah orang yang
kemasukan CO banyak, akan berkurang daya angkutnya bagi oksigen dan orang dapat
meninggal dunia karena keracunan karbon mono oksida. Pada seorang perokok tidak
akan sampai terjadi keracunan CO, namun pengaruh CO yang dihirup oleh perokok
dengan sedikit demi sedikit, dengan lambat namun pasti akan berpengaruh negatif
pada jalan napas dan pada pembuluh darah.
3.6.
Nikotin dan kerja nikotin
Adalah suatu zat yang dapat membuat
kecanduan dan mempengaruhi sistem syaraf, mempercepat detak jantung ( melebihi
detak normal ) , sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung.Selain itu
zat ini paling sering dibicarakan dan diteliti orang, karena dapat meracuni
saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah
tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar
nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat
seseorang ketagihan. Selain itu Nikotin berperan dalam memulai terjadinya
penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan
lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada
permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan
hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.
1.
Nikotin
merangsang bangkitnya adrenalin hormon dari anak ginjal yang menyebabkan :
- Jantung berdebar-debar
- Meningkatkan tekanan darah serta
kadar kolesterol dalam darah, berhubungan erat terjadinya
2.
serangan
jantung
Saat merokok, nikotin mulai diserap
aliran darah dan diteruskan ke otak. Nikotin terikat di reseptor nikotinat antikolinergik 42 di ventral tegmental area
(VTA). Nikotin yang terikat di reseptor
42 akan melepaskan dopamin di nucleus accumbens (nAcc). Dopamin itulah yang diyakini menimbulkan perasaan
tengan dan nyaman. Tak heran bila perokok akan
kembali merokok untuk memperoleh efek nyaman itu. Bila perokok mulai mengurangi atau berhenti merokok
maka asupan nikotin berkurang dan pelepasan dopamin
juga berkurang, akibatnya timbul gejala putus obat berupa iritabilitas dan
stress.
Hal itu menyebabkan jalan untuk
berhenti merokok menjadi sulit karena rasa ketagihan terhadap nikotin. Peran
verenicline berfungsi sebagai pemutus rantai adiksi. Biasanya nikotin berikatan
dengan reseptor 42, namun nanti yang akan berkaitan dengan reseptor 42 adalah
verenicline yang bekerja dengan dua cara.
Pertama, verenicline menstimulasi
reseptor untuk melepaskan dopami secara pasrial, tujuanya untuk mengurangi
gejala putus obat berupa pusing, sulit berkosentrasi atau badmood yang
ditimbulkan dari proses berhenti merokok.
Kedua, verenicline menghalangi
nikotin yang menempel di reseptor. Jadi bila merokok kembali, nikotin tidak
dapat menempel di reseptor, sehingga mengurangi rasa nikmat dari rokok
tersebut. = Verenicline dapat diberikan pada perokok dewasa atau minimal usia
18 tahun yang ingin berhenti merokok. Verenicline dapat diberikan pada perokok
berat maupun ringan. Dosis awal yang diberikan ringan yang ditingkatkan secara
perlahan-lahan. Untuk mencapai kesembuhan berhenti merokok, dibutuhkan waktu
selama tiga bulan, baik bagi perokok berat atau ringan.
Efek samping verenicline adalah
mual, nyeri kepala, insomnia dan mimpi abnormal. Meski demikian, manfaat yang
ditimbulkan dari berhenti merokok jauh lebih besar karena dalam sebatang rokok
terkandung lebih dari 4 ribu bahan kimia dan 250 zat karsinogenik.
Bahkan bahan kimia yang ditemukan
pada asap tembakau (rokok) seperti aseton, butan, arsenic, cadmium, karbon
monoksida dan toluene sama seperti yang ditemukan pada bahan industri. Jadi
dapat dibayangkan bukan dampak buruk rokok?
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Melihat kenyataan yang ada pada
uraian sebelumnya, dapat dikatakan rokok itu lebih banyak dampak negativnya
dari pada dampak positifnya. Apabila hal ini dibiakan terus berlangsung, maka
akan mengakibatkan permasalahan yang serius pada kesehatan tubuh manusia. Dan
seharusnya masyarakat sadar akan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh
mereka.Namun hal itu masih sulit dilakukan di Indonesia.
4.2.
Saran
Setelah membaca kartulis ini, semoga
masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera
meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan
nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang
mengancam jiwa mereka.
Secara garis besar Karangan ilmiah:
memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar